Normalisasi adalah proses yang penting dalam desain database untuk memastikan keberlanjutan, efisiensi, dan integritas data. Dalam normalisasi, pengguna harus membagi data menjadi beberapa tabel yang saling terkait, dengan tujuan menghilangkan redundansi dan anomali data. Proses ini melibatkan identifikasi dan pengelompokan atribut yang berkaitan dengan entitas tertentu, serta pemisahan tabel menjadi sub-tabel yang lebih kecil. Dengan melakukan normalisasi, database akan menjadi lebih terstruktur dan mudah dikelola, sehingga memungkinkan pengguna untuk mengakses dan mengelola data dengan lebih efektif.
Mengenal Normalisasi pada Database: Konsep Super Key, Candidate Key, dan Primary Key

Pada artikel ini, kita akan membahas tentang normalisasi dalam database. Sebelum memahami normalisasi, ada beberapa konsep yang perlu kita pahami terlebih dahulu, yaitu Super Key, Candidate Key, dan Primary Key. Setelah memahami konsep-konsep tersebut, kita akan lebih mudah memahami normalisasi. Mari kita bahas satu per satu.

Super Key adalah satu atau lebih atribut yang dapat membedakan data satu dengan data lainnya. Contoh super key dari tabel di atas adalah (NIM, Kd_Jur), (NIM, Kode_MK), dan (NIM, Kd_Jur, Kode_MK).

Candidate Key dipilih dari Super Key yang paling pendek. Jadi, dari semua Super Key, kita memilih Key yang paling pendek. Candidate Key dari tabel di atas adalah (NIM, KD_Jur) dan (NIM, Kode_MK).

Primary Key adalah atribut yang paling umum dan dapat membedakan data satu dengan data lainnya.

Selanjutnya, kita akan memahami apa itu Functional Dependencies, Partial Functional Dependencies, dan Transitive Functional Dependencies.

Functional Dependencies (FD) adalah ketergantungan fungsional antara atribut-atribut yang ada dalam tabel. Contohnya, jika A mempengaruhi B, berarti A menentukan B atau B bergantung pada A secara fungsional. Atribut yang mempengaruhi adalah atribut yang bisa menjadi pembeda atau primary key.

Partial Functional Dependencies adalah ketergantungan parsial pada salah satu atribut dalam Candidate Key. Misalnya, jika (A, C) mempengaruhi D, maka D bergantung secara parsial pada (A, C) atau (A, C) mempengaruhi D secara parsial.

Transitive Functional Dependencies adalah ketergantungan transitive antara atribut-atribut. Jika A mempengaruhi B dan B mempengaruhi C, maka A mempengaruhi C. C bergantung secara transitive pada A melalui B.

Setelah memahami konsep-konsep di atas, kita masuk ke tahap normalisasi. Normalisasi adalah proses mengatur tabel dalam database sesuai dengan kriteria tertentu untuk mencapai tingkat bentuk normal tertentu. Semakin tinggi tingkat bentuk normal yang dicapai, semakin baik kualitas desain tabel tersebut dan semakin kecil peluang terjadinya anomali dan redundansi data.

Beberapa bentuk normal yang sering dipelajari adalah 1NF (First Normal Form), 2NF, 3NF, dan BC Normal Form. Pada artikel ini, kita akan membahas 1NF, 2NF, dan 3NF terlebih dahulu.

Syarat 1NF:
1. Tidak boleh ada atribut yang memiliki data lebih dari satu pada kolom tersebut (multi-value).
2. Tidak boleh ada atribut dengan domain yang sama.

Syarat 2NF:
1. Memenuhi 1NF.
2. Tidak ada Partial Functional Dependencies.

Syarat 3NF:
1. Memenuhi 2NF.
2. Tidak ada Transitive Functional Dependencies.

Dalam melakukan normalisasi, kita perlu menentukan Candidate Key dan Functional Dependencies terlebih dahulu. Setelah itu, kita dapat memecah tabel menjadi beberapa tabel yang terpisah sesuai dengan kriteria normalisasi yang ada.

Normalisasi dilakukan untuk menghindari redundansi data dan anomali data, seperti Update Anomaly, Insertion Anomaly, dan Deletion Anomaly.

Dengan memahami normalisasi, kita dapat merancang desain database yang lebih baik dan efisien. Semoga artikel ini bermanfaat dalam memahami konsep normalisasi dalam database.